Menu

Lebih Dari Mukjizat

nobanner

miracleMinggu, 8 Februari 2015

 

Bacaan  :   Yesaya 40 : 21 – 31 & Markus 1 : 29 – 39

Lebih Dari Mukjizat

Kota Kapernaum adalah sebuah kota yang terbesar dan terpenting di Galilea. Di Kapernaum Tuhan Yesus sangat populer dan telah menjadi public figure. Penduduk Kapernaum sangat menghargai Yesus dan menerima pelayanNya. Sehingga penduduk Kapernaum menginginkan Yesus supaya menetap. Di Kapernaum Yesus mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang pengkotbah, penyembuh, dan pembuat mukjizat yang sangat terkenal. Tetapi, Yesus menolak keinginan mereka tersebut. Yesus justru mengajak murid-muridNya pergi ke kota-kota lain di sekitarnya untuk memberitakan Injil dan melakukan perbuatan pelayanNya. Yesus lebih memilih untuk memberitakan Injil di kota-kota lain karena Yesus memahami tugas dan tanggung jawabNya dan hendak melakukannya dengan setia dan konsisten.

Bagi kebanyakan  orang, popularitas dan rasa aman sering menjadi godaan yang tidak tertahankan. Namun, tidak bagi Yesus. Dia memahami bahwa tugas-tugasNya yang sesungguhnya tidak dapat dilakukan hanya dengan menetap di Kapernaum. Dalam konteks penolakan Yesus merupakan teguran kepada para murid dan orang-orang Kapernaum yang hanya memusatkan perhatian pada mukjizat-mukjizat yang dilakukanNya, dan tidak peduli dengan identitasNya. Mukjizat-mukjizat itu dilakukanNya untuk mendemonstrasikan kasih dan kuasaNya, namun mereka yang melihat dan mengalami mukjizat-mukjizat itu tidak kunjung mengenal Dia. Di sisi lain, setan-setan yang merupakan musuh Yesus, justru mengenal Yesus sebagai Anak Allah.

Upaya untuk mengenalkan siapa Allah kepada bangsa Israel terus dilakukan oleh Yesaya. Dengan cara mengajak umat Israel merenungkan “siapa yang paling besar dalam dunia ini”. Karena pada waktu itu umat yang dibuang ke Babel, merasakan tidak ada yang lebih besar dari kerajaan dan dewa Babel. Pola pikir seperti ini membuat hilangnya pengharapan mereka akan kebebasan. Hal ini membuat jiwa mereka menjadi kerdil, semangat menjadi padam dan tubuh menjadi lemah. Tapi dengan perenungan bahwa Allahlah yang “paling berkuasa di atas bumi yang bulat ini, maka akan memberikan semangat yang baru bagi umat buangan itu.

Di sini Yesaya mau menumbuhkan semangat bangsa Israel supaya tidak mempunyai karakter yang lemah, tapi harus punya karakter atau jiwa pemenang (mental juara). Karena bangsa ini dikasihi maka Tuhanlah yang akan memberikan kekuatan yang luar biasa kepada umat-Nya. Allah sumber kekuatan yang telah menciptakan langit dan bumi “tidak pernah lelah dan lesu”. Dia akan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang lelah serta menambah semangat kepada yang tidak berdaya. Orang yang mendapat kekuatan dari Tuhan akan seperti burung rajawali.

Marilah kita mengenal Tuhan lebih dekat dengan melihat, mendengar, merasakan setiap kehadirannya di tengah pergumulan hidup kita. Tumbuhnya semangat dan pengharapan yang baru di dalam diri saat memfokuskan hidup pada Allah yang kita kenal itu lebih dari mukjizat. (TS)

Comments

comments