Menu

Teaching
Membangun Relasi Dalam Keluarga Besar

nobanner

big familyMinggu, 2 November 2014

 

Bacaan  :   Kejadian 13 : 1 – 12  & Titus 2 : 1 – 10

 

Membangun Relasi Dalam Keluarga Besar

Pada dasarnya tipe keluarga di dunia ini antara lain: keluarga inti atau keluarga batih atau (nuclear family) yaitu struktur keluarga yang terdiri dari suami, istri dengan anak-anak mereka yang belum menikah. Keluarga batih seperti ini merupakan keluarga batih yang sederhana yang disebut keluarga batih berdasarkan monogami. Keluarga besar atau luas atau (extended family) merupakan kelompok kekerabatan yang terdiri dari keluarga batih tetapi seluruhnya merupakan suatu kesatuan sosial yang erat dan biasanya tinggal dalam satu tempat, rumah atau pekarangan. Keluarga luas atau besar tambahan (multiple nuclear family) adalah satu kelompok kekerabatan yang terdiri dari satu kelompok ini, dengan anggota kelompok tambahan seperti keponakan, tante, paman, family lainnya yang tidak ada hubungan darah langsung yang hidup bersama dalam satu rumah atau dapur.

Di dalam Kejadian 13:1-12 dikisahkan bagaimana Abraham dan Lot salah satu keluarga besar yang pernah hidup bersama dengan anggota keluarga masing-masing. Abraham dari Mesir pergi ke bagian selatan Kanaan, bersama istrinya serta segala miliknya (domba, kambing, sapi, juga perak dan emas) dan sampai di antara daerah Babel dan Ai.   Lot pun mengikuti mereka dan menetap bersama Abraham di tempat itu. Lot juga mempunyai keluarga dan hamba-hamba serta domba, kambing dan sapi. Karena itu, tanah di situ tidak cukup padang rumputnya untuk didiami mereka berdua, sebab ternak mereka terlalu banyak. Di sinilah terjadi pertengkaran antara para gembala Abraham dan para gembala Lot. Mereka beradu fisik mementingkan barang miliknya. Mereka masing-masing mementingkan ternaknya yang harus mendapat makanan. Ada relasi yang terganggu di antara Abraham dan Lot.

Berkaitan membangun relasi antar anggota keluarga Paulus memberikan pesan untuk berbagai kelompok dalam Titus 2:2-10, para tua-tua laki-laki, para tua-tua wanita, perempuan muda, orang muda dan para pegawai (hamba). Kepada para tua-tua kaum bapak, Paulus memberikan 6 kualitas yang harus diikuti sebagai teladan, yaitu hidup secara sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan. Keenam hal ini adalah kualitas yang bisa menjadi teladan bagi orang-orang muda agar mereka dapat melihat contoh dan sekaligus menghormati Tuhan melalui cara hidup para tua-tua mereka.

Saat ini kita diingatkan bahwa sebagai anggota keluarga untuk hidup sederhana, hidup terhormat dengan menjaga integritas dan kehormatan mereka, bijaksana dalam setiap tindakan, penuh iman kepada Tuhan, dan penuh kasih dan ketekunan. Kepada tua-tua kaum ibu, Paulus memberikan nasehat untuk hidup beribadah, jangan memfitnah, jangan suka mabuk, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik kepada ibu-ibu muda. Mereka harus menjadi contoh bagi ibu-ibu muda agar mereka mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang. Sedangkan kepada para kaum muda Paulus hanya memberikan satu nasehat penting yaitu agar mereka menguasai diri dalam segala hal. Penguasaan diri sangat penting bagi orang muda yang sedang mencari-cari jati diri mereka dan mudah terperosok kepada berbagai godaan dunia.

Selamat untuk terus membangun relasi antar anggota keluarga besar yang Tuhan angerahkan di dalam kehidupan kita. Amin. (TS).

Comments

comments