Menu

PANEN CINTA KASIH

nobanner

panen bungaMinggu,  4 Juni 2017  1 Janu

 

Bacaan : Lukas 10:33-37 & Kisah Para Rasul 2:1-13

 

PANEN CINTA KASIH

 

Bacaan Injil Lukas diatas menggambarkan siapa sesama manusia itu. Tuhan Yesus menohok orang-orang Israel yang katanya ahli Taurat, dan umat Tuhan, yang penuh dengan belas kasihan, dan cinta kasih. Namun faktanya, orang-orang Israel itu tidak melakukannya. Sebaliknya, belas kasihan dan cinta kasih sesama manusia itu, justru ditunjukkan oleh orang Samaria yang konon dicap sebagai orang yang miskin belas kasihan dan cinta kasih.

Jangan-jangan kita pun mengalami hal yang demikian ini juga. Kita mengaku sebagai anak-anak Tuhan, tetapi tidak pernah memberikan cinta kasih secara nyata. Jangan-jangan justru orang lain yang kita nilai tak berbelas kasihan, tetapi justru bertindak nyata dalam mewujudkan cinta kasih itu. Untuk ini, marilah kita simak bagaimana sejarah panen cinta kasih ini berbicara, melalui bacaan Kisah Para Rasul di atas.

Dunia memang sedang bergerak dan tidak pernah berhenti. Ada yang semakin maju, tetapi ada juga yang terus terkikis. Salah satu yang terkikis adalah, cinta kasih itu tadi. Semakin hari, banyak orang yang kehilangan cinta kasih. Tetapi sebagai anak-anak Allah, kita tidak perlu takut dan tidak perlu kawatir. Sebab, sumber cinta kasih itu Tuhan Yesus sendiri, yang dalam hal ini adalah Sang Penghibur, yakni sang Roh Kudus, yang terus berkarya dalam hal cinta kasih, dan yang tidak akan pernah habis akan kasihnya.

Seperti pada bacaan Kisah Para Rasul di atas, saat Roh Kudus turun, orang-orang yang sedang berkumpul di Yerusalem, tiba-tiba penuh dengan Roh Kudus. Sehingga, mereka orang-orang Galilea itu, mampu berbahasa berbagai-bagai bahasa yang ada saat itu. Dan dengan bantuan Roh Kudus, mereka mampu membagikan cinta kasih yang luar biasa, sehingga terbentuklah jemaat mula-mula berbagi kasih, meski mereka dari berbagai suku bangsa, dan bahasa.

Hanya dalam tuntunan Roh Kuduslah, orang-orang Galilea dan jemaat mula-mula itu, bisa mewujudkan cinta kasih menjadi nyata. Maka panen cinta kasih itu, mulai terwujud sejak dari jemaat mula-mula itu, dan hingga saat ini dengan terwujudnya berbagai-bagai jemaat di dunia, yang hidup berlandaskan cinta kasih.

Salah satu wujud dari panen cinta kasih adalah hidup berdampingan secara damai dan sejahtera, dengan berbagai suku, dan bangsa, dan bahasa, dan bahkan dalam berbagai agama. Tentu bukan berarti tanpa tantangan. Dimana-mana selalu ada tantangan dalam mewujudkan panen cinta kasih itu. Tetapi, Roh Kuduslah yang akan memberikan kekuatan pada kita untuk mewujudkannya seperti yang terjadi pada jemaat mula-mula.

Sebagai pribadi dan gereja, adalah penting kita belajar pada peristiwa yang terjadi pada bacaan Lukas di atas, bagaimana kita harus mewujudkan cinta kasih itu menjadi nyata. Dan bacaan kisah para rasul semakin menguatkan kita, bahwa Roh Kuduslah yang mewujudkan panen cinta kasih itu. Sehingga, kita percaya, bahwa oleh karena Roh Kudus, maka kita yakin, panen cinta kasih itu pasti terwujud. Aamiin. (GW)

Comments

comments