Victor Silaen: Gereja itu Harusnya Netral Politik!
Adanya salah satu lembaga gereja yang resmi mendukung salah satu pasang Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2014 mendatang dinilai oleh Pemerhati Sosial Politik Victor Silaen sebagai sikap yang tidak mencerahkan dan tidak memberikan pelajaran kepada jemaat.
Menurut Victor, fenomena seperti ini memperlihatkan bahwa tidak semua pemimpin gereja yang mau belajar untuk lebih mencerdaskan dirinya. “Gereja itu lembaga keumatan yang mestinya netral politik. Kenapa? Karena jemaatnya kan terdiri dari orang-orang yang beraneka-ragam, termasuk orientasi politiknya,” katanya kepada Jawaban.com, Kamis (5/6).
Dosen Politik Universitas Pelita Harapan ini juga mengatakan agar gereja, termasuk para pemimpinnya, harus membimbing atau memberi pencerahan agar jemaat cerdas dalam memilih, namun tidak boleh menggiring kepada nama-nama calon pemimpin politik seperti caleg, cagub, dan capres-cawapres. Menurutnya, hal tersebut dapat memecah-belah.
“Apalagi kalau itu diucapkan di mimbar gerejawi yang mestinya sakral. Sikap seperti itu jadi murahan, seolah-olah si pendeta atau pastor jadi ikut-ikutan berpolitik praktis dan lebih bahaya lagi bisa dianggap melacurkan diri secara politik karena ada kepentingannhya,” jelasnya.
Mengenai pernyataan sikap terhadap Pilpres dari lembaga gereja, Victor mengaku justru dirinya respek terhadap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang selalu konsisten untuk netral. “PGI sejak dulu hingga kini tak mau dan tak pernah menyebut-nyebut nama calon pemimpin politik dalam arahannya kepada jemaat menjelang ajang pileg, pilkada atau pilpres.”
Seperti diketahui, Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) telah berkomitmen akan memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Umum Kristen Indonesia Raya (KIRA) Murphy Hutagalung.