Berjalan Bersama Di Dalam Tuhan
Minggu, 22 Juni 2014
Bacaan : I Samuel 18 : 1 – 5 & Roma 10 : 9 – 15
Berjalan Bersama Di Dalam Tuhan
Pada umumnya orang bersahabat karena ada kesamaan hobi, minat, sifat, suku, status sosial, tujuan, atau karena saling menguntungkan, dan lain sebagainya. Hal ini tidaklah salah. Namun, hal ini tidak boleh dijadikan dasar utama dari sebuah persahabatan. Persahabatan Daud dan Yonatan tidaklah dibangun di atas dasar dari salah satu alasan di atas. Mereka berdua berasal dari latar belakang yang sangat berbeda.
Setelah Daud mengalahkan Goliat, ia dibawa oleh Abner untuk menghadap Saul. Daud berbicara dengan Saul tentang pertarungannya melawan Goliat. Yonatan tampaknya juga hadir mendengarkan cerita Daud. Yonatan tentunya sangat kagum dengan iman Daud. Kemudian berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud. Kata “berpadulah” berasal dari bahasa Ibrani niqserah yang berarti “melekat erat kepada sesuatu atau seseorang.” Sedangkan kata “jiwa” merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani nepes, yang berarti bagian terdalam dalam diri seseorang. Dengan demikian, berpadu jiwa di sini dapat diartikan sebagai adanya ikatan yang sangat kuat antara jiwa atau roh Yonatan dan Daud seperti seorang saudara.
Tidak cukup sampai di situ, Yonatan juga mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. Kata “mengasihi” ini berasal dari bahasa Ibrani ahav. Kata ahav biasanya dipakai untuk menggambarkan kasih serta kemurahan Allah dalam hubungan perjanjian dengan umat-Nya. Selain itu, kata ini juga dipakai untuk menunjukkan kasih yang mendalam dari orangtua kepada anaknya. Dengan demikian, kasih Yonatan kepada Daud adalah kasih persaudaraan. Kasih ini timbul karena adanya kualitas iman dalam diri Daud yang dilihat oleh Yonatan. Baik Daud maupun Yonatan, mereka adalah orang-orang yang mengasihi Allah. Kasih Allah dalam diri mereka inilah yang menyatukan hati mereka sehingga ada kesehatian diantara mereka. Kasih itu tidak hanya diucapkan oleh Daud kepada Yonatan atau sebaliknya, tetapi mereka sudah benar-benar melakukan dan membuktikan kasih diantara mereka.
Demikian pula dengan GKJ Bekasi yang mempunyai berbagai komunitas dengan latar belakang berbeda-beda. Namun, perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang untuk seluruh komunitas mempunyai kesehatian dalam melayani Tuhan. Kasih Allah yang telah mempersatukan setiap komunitas di GKJ Bekasi untuk bersama-sama melayani dan mau bersama-sama berjalan di dalam Tuhan. Saat Percaya kepada Tuhan tidak hanya dimulut tetapi juga di dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9) maka segala perbedaan tidak akan jadi penghalang untuk bersama-sama melayani Tuhan.
Dia tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Dia tahu bahwa kita tidak akan pernah mampu untuk berjuang sendirian. Oleh sebab itu, jika kita mau mempercayaiNya, mau berjalan bersama denganNya, Dia akan berjalan mendahului kita. Supaya ketika kita berjalan menempuhnya, kita tidak pernah mendapatkan halangan yang berat di dalam hidup kita. Mari kita bergandengan tangan berjalan bersama di dalam Tuhan. Amin. (TS)