Berpuasa 40 Hari
PUASA merupakan salah satu disiplin rohani yang penting untuk mendukung spiritualitas umat Kristen. Dengan berpuasa, kita menunjukkan kasih kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya serta memusatkan perhatian pada kehendak Allah. Kita merendahkan diri hadapan Allah, meneliti hidup kita serta mewujudkan pertobatan atas segala dosa dan kelemahan kita. Dalam rangka itu, kita belajar mengendalikan diri dari berbagai bentuk keinginan duniawi serta menguasai diri dari segala bentuk pikiran, perkataan dan perilaku buruk. Namun demikian puasa bukan dimengerti sebagai beban yang seolah menghukum tubuh, melainkan sebagai alat untuk mendisiplin tubuh dari hawa nafsu dunia serta memusatkan diri pada Allah. Atau bukan pula sebagai sarana memamerkan kesombongan rohani (Mat. 6:16-18). Juga, bukan untuk memupuk egoisme. Kita justru didorong untuk berempati terhadap sesama terutama yang membutuhkan serta tergerak untuk menunjukkan belas kasih kepada mereka (Yes. 58).
Dalam Alkitab, kita menilik beragam bentuk dan motif dalam melakukan puasa. Misalnya Puasa Musa (Kel 24:16 dan Kel 34:28), Puasa Daud (2 Sam 12:16), Puasa Elia (1 Raj 19:8), Puasa Ester (Est 4:16), Puasa Ayub (2:13), Puasa Daniel (Dan 1:12, 9:3, 10:2), Puasa Niniwe (Yunus 3:7), Puasa Yesus (Mat 4:2), dan Puasa Jemaat mula-mula (Kis. 13:2-3). Kesaksian Alkitab menunjukkan bahwa Allah memanggil kita untuk berpuasa. Oleh karena itu, semestinya puasa dilakukan dengan penuh kesadaran serta penuh sukacita sebagai jawaban atas panggilan tersebut.
Secara kesehatan, puasa memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Di antaranya ialah memberikan kesempatan istirahat kepada alat-alat pencernaan, membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi), membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh, menambah jumlah sel darah putih, menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh serta meningkatkan fungsi organ tubuh.
Puasa amat berhubungan dengan doa. Dalam kesaksian Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bisa dilihat betapa banyak nabi dan umat yang berdoa kepada Allah dengan melakukan puasa. Tindakan doa puasa tersebut menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh merendahkan diri dan memohon kepada Allah. Memang ada doa tanpa puasa, namun sesungguhnya tidak ada puasa tanpa doa. Jadi dalam kita berpuasa, kita tetap mengisi hari-hari dengan doa.
Dalam rangka menghayati kesengsaraan dan pengorbanan Kristus, maka selama Masa Raya Paskah ini kita diajak untuk melakukan DOA PUASA selama 40 hari (2 Maret s/d 16 April 2022) kecuali hari Minggu. Kita diajak untuk mengendalikan nafsu makan dari pagi hingga petang (pkl. 06.00 s/d 18.00) serta menguasai diri dari berbagai godaan dan tantangan sepanjang hari itu baik di rumah, di tempat kerja, di lingkungan dan lainnya. Jadi kita bukan hanya belajar menahan godaan ‘keinginan daging’, melainkan juga ‘keinginan mata’ dan ‘keangkuhan hidup’ (1 Yoh. 2: 15-17).
DOA PUASA selama Masa Raya Paskah tersebut menolong kita untuk lebih merendahkan diri pada Allah dengan menunjukkan penyesalan dan pertobatan atas dosa dan kesalahan. Dimulai dengan ibadah Rabu Abu yang menyadarkan kita akan diri kita laksana debu dan abu, penuh kelemahan dan keterbatasan di hadapan Tuhan. Doa Puasa tersebut mendorong kita untuk lebih mendekat dan memusatkan perhatian pada Allah. Doa Puasa tersebut juga merupakan bentuk empati kita akan penderitaan dan pengorbanan Kristus yang jejaknya kita telusuri selama Masa Raya Paskah. Jika selama ini kita meminta Kristus berempati kepada kita, maka saat Masa Raya Paskah ini merupakan kesempatan yang tepat untuk lebih mengasihi Kristus dengan menunjukkan empati dan menggumuli perjuangan karya-Nya melalui Doa Puasa. Bentuk empati kita pada penderitaan Yesus secara nyata diujudkan dengan cara berempati kepada sesama kita (Matius 25 : 40). Bersamaan dengan kegiatan Doa Puasa, kita berempati kepada sesama kita melalui kegiatan: “Berani Peduli di Lingkungan Sekitar”. Selama Doa Puasa kita khususkan sebagian dari berkat Tuhan berupa uang yang kita terima dimasukkan dalam amplop yang disiapkan oleh masing-masing keluarga.Uang yang telah terkumpul di masing-masing keluarga digunakan secara langsung untuk kegiatan “Berani Peduli di Lingkungan Sekitar” atau dikelola bersama menjadi kegiatan kelompok yang dilakukan kisaran tanggal 2 April-16 April 2022.
Selamat Berpuasa dan jangan lupa Berdoa, bersama kita menghayati dan mengasihi Kristus. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Panpel:
Marapas 2022