Menu

Damainya Keluargaku

nobanner

1998_7_kebiasaan_sehat_keluarga_sehat

Minggu, 15 Juni 2014

 

Bacaan :  Mazmur 128 : 1 – 6 & Efesus 5 : 22 – 33

 

Damainya Keluargaku

 Kedamaian dan suasana sukacita dalam keluarga adalah kekayaan yang tak terhingga yang Tuhan berikan bagi kita yang takut akan Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! (Mazmur 128:1). Takut akan TUHAN, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya  merupakan kunci bagi seluruh anggota keluarga. Suami, istri dan anak-anak dalam menjalani kehidupan. Dengan setia suami memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Isteri akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu, anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! (Mazmur 128:3). Anak-anak dengan tulus menerima dan mengikuti didikan orang tua, yang diberikan dengan cinta kasih.  Ini adalah “janji berkat” yang sangat luar biasa dari TUHAN sendiri.

Pertanyaan bagi kita, sudahkah kita memaknai “janji berkat” ini untuk keluarga kita? Memaknai janji berkat ini bagi keluarga mengandung konsekuensi dan tanggung jawab yang besar bagi keluarga kita masing-masing. Suami setiap hari harus menjadi imam bagi terselenggaranya “perjumpaan dengan Allah” bersama istri, anak-anak dan seluruh anggota keluarga di rumah. Ibadah sederhana setiap hari di rumah dengan suasana santai dan menghibur. Bukan dengan  keterpaksaan. Segala peristiwa hidup yang kita jalani setiap hari, dapat menjadi ‘renungan’ yang indah, yang perlu kita perbincangkan dengan seluruh anggota keluarga. Sebagai bukti kehadiran Allah bagi suami, isteri dan anak-anak kita. Keluarga Kristen tidak hanya membawa anak-anak beragama, sekolah dan hidup dengan baik. Tidak. Lebih dari itu, yaitu meneladani anak-anak dalam bersikap, mengajak mereka setia berdoa untuk segala hal, membimbing anak-anak untuk mengenal Tuhan secara pribadi. Mulai dari usia dini.

Peran istri sebagai ibu, penolong dan pendidik bagi anak-anak kita di rumah adalah penting. Istri yang cakap lebih berharga daripada permata. Hati suami percaya kepadanya. Bangun kala masih malam, perkataan yang diucapkan pada waktunya, seperti buah apel emas dalam pinggan perak (Amsal 25:11).

Keluarga kita yang damai dan penuh sukacita, akan menjadi berkat bagi seluruh anggota keluarga, dan dupa yang harum bagi Tuhan dan sesama. (PA)

Comments

comments