Menu

DIA Menyertai Orang Yang Taat

nobanner

Bagaimana Saudara melihat sosok seperti Ciputra atau Chairul Tanjung? Bagaimana memandang mereka? Pasti banyak orang akan melihat sosok-sosok tersebut sebagai enterpreuner sukses! Benar memang! Namun demikian, pernahkah kita berpikir tentang bagaimana mereka meraih kesuksesan tersebut? Ternyata harus mereka raih melalui jalan berliku, menyusuri pasang surut kehidupan. Nah, lho? Jujur saja, kerap kali banyak orang lebih suka melihat dari sisi hasil akhir dan kurang sabar untuk merunut proses yang harus dilaluinya.

Demikian pula, saat kita menggumuli kisah Yusuf dalam bacaan kita saat ini. Hasil akhirnya, ia sukses menjadi wakil raja Firaun yang memiliki kekuasaan besar di Mesir. Malah boleh dikatakan bahwa Yusuf adalah ‘the real king’ karena memiliki wewenang penuh untuk mengelola Mesir terlebih saat menghadapi krisis pangan. Nah, pernahkah kita menyusuri prosesnya? Ternyata kalau menilik pasal-pasal sebelumnya, ia benar-benar dibentuk melalui ‘roller coaster’ kehidupan, naik turun, suka duka. Disayang Yakub tapi kemudian dibuang saudara-saudaranya. Dijual sebagai budak, kemudian dipercaya sebagai ‘general manager’ di rumah tuan Potifar, seorang petinggi Mesir. Karena ganteng, ia dirayu istri Potifar. Ia menolak namun efeknya ia difitnah! Ia dituduh mau memperkosa istri Potifar. Waduh! Semenjak itu, karirnya anjlok ke dasar titik nadir: tenggelam dalam kegelapan di penjara! Syukurlah, setelah dikaruniai kemampuan menafsirkan mimpi Firaun, ia diangkat tinggi-tinggi sebagai ‘the second one’, orang ke-dua setelah raja Firaun! Mantap!

Siapakah yang sesungguhnya mengangkat Yusuf? Allah, sebagai ‘the real God’Mengapa Allah berkenan menyertai dan menolong Yusuf! Konsistensi ketaatan Yusuf pada Allah kala duka dan suka, di gunung maupun di lembah, di puncak karir maupun di penjara! Ya, konsisten setia! Yusuf adalah tokoh yang sungguh-sungguh memberi inspirasi besar bagi kita agar menjunjung tinggi ketaatan dan kesetiaan pada Allah! Kisahnya membawa harapan akan masa depan yang lebih baik! Benarlah kata Pemazmur bahwa meski jatuh, kita takkan tergeletak karena tangan Tuhan memegang kita, sama seperti memegang Yusuf! Kuncinya, konsisten setia!

Pengalaman para murid Yesus pasca kebangkitan Yesus juga memberi inspirasi ketaatan. Dibanding Yesus yang lebih bergelut dengan kayu, mereka adalah nelayan-nelayan handal yang sudah berpengalaman sebagai jawara kelautan. Namun ketika Yesus meminta mereka menebar jala ke sebelah kanan, mereka mengendalikan keangkuhan dan menuruti Yesus. Hasilnya, jala mereka penuh ikan! Sukses! Inilah inspirasi ‘menyangkal diri’, menyingkirkan hasrat dan kesombongan diri serta mempersilakan kehendak Allah bekerja dalam diri kita!

Ya, untuk setia butuh berkorban, yakni menyangkal diri! Ibarat hanyut di tengah lautan dan hanya menggenggam sepotong papan ‘ketaatan dan kesetiaan.’

Tetap memegang sepotong papan ‘pengharapan’ dengan keyakinan akan buah kesetiaan di depan sana, meski masih menjadi misteri tak terselami! Yusuf adalah contoh sosok yang tak pernah melepaskan papan itu sampai akhirnya Tuhan mengangkat dari lautan ‘siksa, terbuang, menjadi budak, difitnah, dan masuk penjara kelam!’ Bagaimana dengan kita? Selamat setia! (OH)

Comments

comments