Dikasihi dan Diperkenan Allah
Minggu, 11 Januari 2015
Bacaan : Mazmur 29 : 1 – 11 & Markus 1 : 1 – 11
Dikasihi dan Diperkenan Allah
Menjadi orang yang dikasihi memberi sukacita tersendiri bagi setiap orang. Bahkan banyak orang rela melakukan apa saja supaya dikasihi orang lain. Apalagi jikalau yang mengasihi atasannya dalam bekerja, tentu menjadi prestasi luar biasa. Tema kita hari ini “Dikasihi Dan Diperkenan Allah” sungguh menjadi pengharapan besar bagi setiap orang percaya. Siapa yang tidak bangga dikasihi dan diperkenan Allah? Allah menurut Mazmur 29:1-11, Allah yang digambarkan sebagai sosok luar biasa, apapun yang ada di dunia untuk menggambarkan Allah tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Kemahakuasaan Allah mengatasi apa yang dapat dilihat manusia. Hal itu dapat kita lihat dari Mazmur 29:4-9.
Dengan gambaran Allah yang Agung dan kekuasaanNya yang tidak terbatas maka menjadi orang yang dikasihi dan diperkenankanNya tentunya menjadi kebanggaan, sukacita tersendiri. Dalam bacaan Injil hari, kita melihat Yesus yang dikasihi dan diperkenankan Allah. Markus 1:11 “Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”
Dalam melakonkan hidup-Nya untuk mengerjakan karya keselamatan Allah, Tuhan Yesus yang dikasihi dan diperkenankan Allah. Belajar dari hidup manusia Yesus yang dikasihi dan diperkenan Allah:
- Rendah hati. Yesus yang disaksikan oleh Yohanes Pembaptis dalam Markus 1:7-8. Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku membungkuk dan membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Ia yaitu Yesus yang berkuasa berkenan dan rela dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Seharusnya Yesus yang membaptis Yohanes. Inilah kerendahan hati Yesus. Marilah kita meminta hati seperti Hati Kristus.
- Ketaatan Yesus juga dapat kita lihat saat Yesus yang adalah Allah berkenan mengikuti aturan manusia yang bersedia untuk dibaptis. Bagaimana dengan kita? Apakah ketaatan sudah ada dalam hidup kita? Dengan segala tantangan yang semakin banyak dan tekanan hidup yang semakin berat.
- Penyangkalan diri. Sebagai manusia, tentunya Yesus ingin diakui keberadaan-Nya, tetapi Yesus memillih sebagai manusia yang saat itu menjadi manusia biasa yang keberadaan-Nya tidak diiperhitungkan. Setiap dari kita tentunya ingin menjadi orang yang diakui keberadaan dan kemampuan kita, tapi kita harus belajar untuk menyangkal diri dari segala keinginan kita.
Setiap kita yang percaya dikasihi dan diperkenan Allah, biarlah kita mau meneladan Kristus dalam kerendahan hati, kataatan dan penyangkalan diri dalam kehidupan kita. Tuhan mengasihi dan berkenan atas kita. Tuhan memberkati kita. Amin. (KA)