Menu

Hidup Berkelimpahan Bersama Komunitas

nobanner

communityMinggu, 26 April 2015

 

Bacaan  :   I Yohanes 3 : 16 – 24 & Yohanes 10 : 11 – 18

 

Hidup Berkelimpahan Bersama Komunitas

 

Ada ungkapan yang mengatakan, bahwa orang cenderung menginginkan kenikmatan dan menghindari kesengsaraan. Hal ini sangat lumrah karena pada umumnya, setiap orang menginginkan hidup yang berkelimpahan. Terutama kelimpahan secara material (harta dan kekayaan). Bahkan ada ajaran teologi kemakmuran yang lebih menekankan bahwa kesuksesan hidup (kaya, berhasil, dan sehat sempurna) adalah tanda-tanda eksternal dari Allah untuk orang-orang yang dikasihi-Nya. Ayat yang menjadi acuannya dalam hal ini adalah Yohanes 10:10b.

Akibatnya, ajaran ini menghasilkan orang-orang Kristen yang memiliki prinsip dan pemikiran yang pragmatis, yakni pergi beribadah ke gereja diukur dari untung dan rugi. Motivasinya: Memberi untuk mendapatkan kembali berlipat ganda. Dalam ajaran ini menjadikan manusia sebagai pusat, bukan Tuhan. Sebaliknya, dalam teologi injili, yang menjadi pusat iman kita hanyalah Allah atau Kristus saja.

Tuhan Allah memberikan pemeliharaan, pemberian, dan penyediaan makanan secara berkelimpahan bagi kita kawanan domba-Nya. Itu berarti, bagi setiap orang Kristen tersedia pemeliharaan dan kecukupan dari Tuhan. Allah tahu bahwa manusia memiliki banyak kebutuhan, ada kebutuhan fisik dan non fisik. Manusia juga membutuhkan pengampunan, kasih, kekuatan, penghiburan, sukacita, dan damai sejahtera. Akan tetapi, yang terpenting dari semua itu adalah kebutuhan akan keselamatan.

Berkat-berkat tadi diberikan secara berkelimpahan, yang artinya selalu baru dan mengalir. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi besar kesetiaan-Mu! (Rat 3: 22-23)”. Ibarat suatu wadah/bak yang terus diisi dengan air mengalir. Bila wadah/ bak tidak ada salurannya maka air akan mandek sehingga keruh dan bau bahkan bisa menjadi sarang penyakit. Demikian juga berkat Tuhan yang kita terima, bila kita tidak menyalurkan kepada orang lain/ lingkungan bukan tidak mungkin justru akan membuat kita egois dan jauh dari Tuhan. Oleh karena itu wadah/bak harus ada salurannya dan sering dikuras/dibersihkan sehingga air akan terus mengalir dan selalu baru dan segar dan menyehatkan.

Pertanyaan yang muncul kemudian ialah, apakah tujuan Tuhan memberikan kepada kita hidup yang berkelimpahan? Tujuan utamanya adalah agar kita menjadi saluran berkatNya yaitu kita diutus menjadi saksiNya untuk memberitakan firmanNya kepada dunia.  Seperti firman dalam bacaan kita: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (I Yoh3: 18)”. Kasih/berkat Allah ini kita salurkan mulai dari lingkungan terkecil dalam keluarga, lingkungan/ komunitas sekitar kita dan masyarakat pada umumnya.

Sebagaimana FirmanNya mengatakan: “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita (I Yoh 3:16)”.

Inilah arti sebenarnya dari Hidup yang berkelimpahan yaitu bahwa: Kita diberkati untuk memberkati. Sudahkah kita menjadi berkat di lingkungan komunitas kita?

Tuhan Yesus memberkati.  (AH).

Comments

comments