Hidup Bijaksana Bersama Tetangga
Minggu, 13 Juli 2014
Bacaan : Yeremia 9 : 23 – 24 & Roma 15 : 1 – 13
Hidup Bijaksana Bersama Tetangga
Tetangga adalah saudara terdekat dari pada saudara kandung yang berada di tempat yang jauh. Ketika saya kecil, orang tua saya mengatakan:” Bahwa tetangga adalah yang pertama kali akan kita minta tolong jikalau ada sesuatu yang menimpa kita. Contoh: saat kita sakit, saat kita punya hajatan, dll.” Nasehat itu tentu saja baik kalau kita perhatikan walau suasana di kota besar akan sangat berbeda dengan di daerah. Hidup bersama dengan tetangga tentu saja berlaku di manapun kita berada. Hidup bijaksana menjadi pilihan kita bisa hidup bersama dengan tetangga. Bagaimana kita menyikapi tetangga yang suka bergosip, tetangga yang iri terhadap sebelahnya, dengan tetangga yang suka memutar musik keras-keras dan segudang sikap yang kita jumpai dengan tetangga kita.
Dalam kehidupan kota besar selain masalah waktu juga orang larut dalam kehidupan yang digambarkan Yeremia “orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaanya, orang kuat bermegah karena kekuatannya dan orang kaya bermegah karena kekayaannya.” Yang membuat orang merasa tidak butuh dengan tetangganya. Sungguh hari ini kita diingatkan untuk tidak ikut arus bermegah dengan apa yang melekat pada kita tetapi kita diajak bermegah karena pengenalan kita kan Allah yang penuh kasih setia, adil dan benar. Hal itulah yang harus kita lakukan dalam hidup kita dalam hidup bersama dengan orang lain. Nasihat Rasul Paulus kepada Jemaatnya di Roma juga baik untuk kita perhatikan dalam hidup bersama dengan tetangga. Hidup yang tidak hanya mencari kesenangan sendiri tetapi kesenangan bersama untuk membangunnya. Seperti yang telah dilakukan Yesus, yang mau disalibkan untuk pengampunan dosa kita. Kristus melakukan karya untuk kepentingan kita, supaya kita bisa meneladani apa yang sudah Allah lakukan dalam hidup kita.
Itulah hakekat kita hidup bersama dengan orang lain, diutus untuk bijaksana. Melalukan sesuatu untuk kesenangan orang lain, bagaimana kita yang kuat harus menanggung yang lemah. Melakukan apapun berdasarkan pada pengenalan kita akan Allah. Seperti yang ditulis dalam Yeremia 9:23-24 “ Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Ku sukai, demikianlah firman TUHAN.”
Selamat hidup bertetangga dengan kebijaksanaan yang kita pilih untuk hidup bersama. Tuhan memberkati kita. Amin. (KA).