Teaching
Keluarga dan Gadget
Minggu, 28 September 2014
Bacaan : Keluaran 20 : 1 – 6 & Galatia 5 : 22 – 23
Keluarga dan Gadget
“Untuk apa…? Apa untungnya…? Adakah manfaatnya…?” adalah pertanyaan-pertanyaan zaman ini yang diterapkan praktis pada segala sesuatu. Manfaat, keuntungan, daya dan hasil guna, adalah dasar pertimbangan yang terpenting pada masa ini, untuk menentukan apakah sesuatu perlu dilakukan atau dipilih, atau tidak. “Untuk apa mesti ketemu, apa untungnya sih sampai harus datang, apa manfaatnya sih sampai harus ngumpul, ‘kan’ sudah ada HP, SMS saja kalau ada yang mau disampaikan, sorry aku masih sibuk”. Kalimat yang saat ini mungkin lazim terucap dalam relasi antara suami – isteri, orang tua – anak.
Keluarga terbangun selalu berawal dari kesetiaan dan komitmen suami dan isteri sebagai orang tua kemudian anak-anak. Tetapi pada kenyataannya banyak orangtua pada zaman kini mengalami kesulitan waktu dan kesulitan berkomitmen untuk mendidik anak mereka yang sesuai kebenaran Firman Tuhan. Ada orang tua yang berpikir dengan memasukkan anak mereka ke sekolah yang terkenal dan bonafide apalagi sekolah dengan label Kristen itu sudah menjamin semuanya termasuk kerohanian anak mereka. Ada pula yang berpikir dengan membelikan gadget yang terbaru itu lalu merasa sebagai orang tua sudah memenuhi kebutuhan komunikasi dengan anak; gadget sudah menjadi “the others parent”. Mungkin juga mereka berpikir dengan tidak melarang anak mereka atau memarahi anak, mereka merasa menjadi orangtua yang baik dan sayang anak.
Hari ini kita mendapati ajaran dan teladan dari Allah yang bersabda: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, Aku menunjukkan kasih setia”. Komitmen dan kesetiaan Allah selalu dihadirkan dan bukan diwakilkan kepada siapapun. Komitmen dan kesetiaan Allah diwujudkan bagi milikNya, bagi buah tanganNya.
Itu sebabnya rasul Paulus memberi kesaksian, kalau orang-orang dipimpin oleh Roh Allah, hasilnya ialah: mereka saling mengasihi, mereka gembira, mereka mempunyai ketenangan hati, mereka sabar dan berbudi, mereka baik terhadap orang lain, mereka setia,mereka rendah hati, dan selalu sanggup menguasai diri. Buah relasi yang hadir, buah kesetiaan yang nyata, buah komitmen yang tulus, akan bisa dirasakan dalam sebuah keluarga.
Bagi kita yang percaya kepada Allah, keluarga dan sarananya termasuk gadget hanyalah media, yang harus ada dan hadir adalah Roh Allah serta sabdaNya. Pengalaman keselamatan dan cinta Allah yang dirasakan oleh suami isteri akan menjadi pengajaran yang terus menerus bagi anak-anak. Gadget bisa menjadi media kesegeraan untuk bersekutu secara nyata dalam keluarga. Relasi Allah dengan umatNya adalah serupa dengan relasi yang terdapat dalam keluarga. Persekutuan Allah dengan umatNya adalah serupa dengan persekutuan orang tua dan anak. KasihNya hadir dan tidak digantikan. Begitulah kiranya kasih kita dalam keluarga tidak tergantikan. Biarlah gadget ada, tapijangan itu menjadi keluarga yang lain yang menggantikan pewujudan cinta kasih kita dalam keluarga. Amin. (FAK)