Mengajar dan Berkata-kata dengan Kuasa
Minggu, 1 Februari 2015
Bacaan : Ulangan 18 : 15 – 20 & Markus 1 : 21 – 28
Mengajar dan Berkata-kata dengan Kuasa
Tidak semua orang bisa mengajar dan berkata-kata di depan orang banyak. Selain butuh tehnik khusus, talenta yang dimiliki juga latihan serta berapa sering ia melakukannya. Salah satu presiden Indonesia yaitu Bapak Ir. Soekarno. Salah satu pengagum beliau pernah menuturkan bahwa semua pendengar akan terkesima dan terpengaruh ketika beliau menyampaikan pidato atau ajakannya untuk melakukan sesuatu. Kharisma yang beliau miliki, kalau berbicara di depan umum itu sangat luar biasa mengagumkan.
Pada awal karya-Nya, Tuhan Yesus beserta para murid sampai di Kapernaum. Setelah tiba hari Sabat Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Semua orang yang ada di situ takjub saat mendengar pengajaranNya. Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa tidak seperti ahli Taurat. Kalau dilihat dari pengalamNya, Tuhan Yesus baru saja memulai karyaNya, itu berarti belum terbiasa mengajar dan berkata-kata di depan banyak orang. Dari penuturan Injil Markus, terlihat jelas bahwa, ada perbedaan antara Yesus dengan ahli Taurat dari sisi pendengar. Dari apa yang dinampakkan Yesus dengan kuasa Roh Kudus Ia berkata-kata dan mengajar, tentu saja bukan saja karena pengalaman, latihan atau kharisma yang dimilikinya. Namun ada gerak batin yang dimiliki Yesus dalam doa dan komunikasi dengan Sang Kebenaran yaitu Bapa yang mengutusNya. Tidak hanya itu, keteladanan hidup juga sangat mempengaruhi seseorang dalam berkata-kata dan mengajar. Praktek hidup yang dijalani Yesus sangat mempengaruhiNya dalam mengajar tentang kebenaran. Kenapa mereka membedakan antara Yesus dan ahli Taurat karena mereka mengenal betul siapa ahli Taurat yang mengajar hanya karena aturan. Sehingga ketika Yesus mengajar dengan kuasa Allah yang belum pernah mereka dengar maka terkagumlah mereka.
Sumber dari Ziarah Batin 2015 mengatakan, Kesibukan dan aktivitas harian, sering membuat kita dipenuhi dengan rencana-rencana, kalkulasi dan antisipasi. Semua aktivitas itu menggerakkan pikiran logis manusia dan kalau tidak terkendali dapat melumpuhkan kemampuan kita untuk mengenali gerak batin dalam diri kita. Gerak batin mana yang berasal dari Roh Kudus dan mana yang dari roh jahat sulit dibedakan kalau kita tidak terbiasa untuk menjaga keheningan pikiran dan batin kita. Berdoa dan berkomunikasi dengan Sang Kebenaran adalah pilihan aktivitas yang harus dilatih setiap saat.
Bukankah fenomena roh jahat juga sudah merasuk di berbagai segi kehidupan manusia di jaman sekarang? Bagaimana semua orang dipengaruhi untuk berbuat dosa. Walaupun manusia telah dibuatnya menderita lahir dan batin tetapi sering manusia tidak dapat mengenalinya. Tanpa di sertai kuasa Allah, anak-anak manusia tidak sanggup mengenali dan melawan roh jahat. Yesus Kristus memiliki kuasa Allah, sehingga ketika melihat Dia, roh jahat dalam diri si penderita itu pergi. Dalam Ulangan 18:15 Musa bernubuat: ”Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” Suara Tuhan Yesus, yang juga dipanggil nabi, demikian berwibawa bukan hanya membuat orang Kapernaum terkagum-kagum, tetapi juga membuat roh jahat takut dan lari. Suara Tuhan dalam keheningan akan terdengar jelas bila kita bergaul akrab dengan-Nya setiap saat dan hidup kita akan berkenan kepadaNya. Tuhan memberkati. Amin. (KA).