Pierre Roland, Terlena Pada Kemewahan dan Dunia Malam
Sebagai selebritis yang laris manis pada pertengahan 1990-an, perekonomian Pierre Roland tergolong sangat bagus.Tidak pernah ia merasakan kekurangan uang saat itu. Sinetron yang dibintanginya bahkan banyak ditonton masyarakat Indonesia. Namun pendapatan yang begitu besar ternyata membuatnya terlena dengan kemewahan dan dunia malam. Minum minuman keras dan merokok adalah kebiasaan yang dilakukannya hari demi hari.
Seiring berjalan waktu, karirnya dengan seketika meredup dan itu membuatnya tidak memiliki apapun. Untuk membali satu bungkus rokok, pemeran Gerhana ini tidak mampu. Ia pun menjadi stres sampai akhirnya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.
Setelah menjalani pemeriksaan dan menjalani tes laboratorium, dokter menjatuhkan vonis atas dirinya yakni ia menderita insulin dependent, tipe satu dari diabetes.
Sakit diabetes yang Pierre derita membuatnya harus berkali-kali keluar masuk rumah sakit.Namun hal ini tidak membuatnya jera. Sebaliknya, ia semakin tenggelam dengan mabuk-mabuk. Sampai di suatu malam ia mengalami hal yang paling menakutkan dalam hidupnya. Ia merasakan sulit sekali untuk bernafas. Hari itu kondisinya kian kritis. Pasangan hidupnya, Bonita, yang ada bersama dengannya saat kejadian itu pun membawanya ke rumah sakit.
Malam itu menjadi malam yang menakutkan bagi Pierre karena pasien di kanan dan kirinya meninggal dunia. Namun anehnya, pada keesokkan harinya Pierre sembuh total. Namun lagi-lagi apa yang ia baru saja ia alami tidak juga membuatnya jera. Ia tetap menghisap rokok dan mabuk-mabuk.
Sampai satu hari, ketika ia hendak menjemput putrinya ke Macao. Saat berada di airport, muncul keinginannya untuk berhenti dari kebiasaan buruknya selama ini. Peperangan batin pun ia alami. Dan hasil akhirnya? Pierre memutuskan membuang rokok dan berkomitmen sama Tuhan tidak akan menjamah barang tersebut dan minuman keras seumur hidupnya. Bukan hanya itu saja, ia pun mendedikasikan dirinya untuk menyenangkan hati Tuhan senantiasa.
“Jadi selama hidup saya, tiga hal yang saya dapatkan, yang pertama uang, kekuasaan dalam bidang saya dan kedudukan dalam bidang saya. Ternyata ketiga hal ini tidak bisa memberikan kepuasan dalam hidup saya. Saya tidak pernah merasa puas. Dan sekarang yang berbeda dari dulu adalah saya dapatkan kebahagiaan di dalam Tuhan. Kebahagiaan itu sangat mahal sekali. Lalu poin hidup saya mulai berubah dari situ, saya mulai menghargai Tuhan beri saya nyawa lagi pada saya. Nyawa itu ternyata mahal sekali. Tuhan beri kelepasan pada saya. Dan ketiga yang saya pelajari adalah ketiga hal tadi uang, kedudukan dan kekuasan pada akhirnya tidak akan menyelamatkan kita.”