Menu

ROH KUDUS PENGHIBURKU

nobanner

Holy-spiritMinggu, 29 Mei 2016

 

Bacaan: Yohanes 16:4b-15 & 2 Korintus 1:3-11

 

 

ROH KUDUS PENGHIBURKU

Berulangkali Yesus mengatakan, atau lebih tepat “mengingatkan” para murid-Nya bahwa suatu saat nanti Dia akan meninggalkannya (baca: “mati”). Bahkan Dia juga pernah mengatakan bahwa dia akan menanggung derita, disiksa dan dibunuh. Nampaknya murid-murid-Nya tak pernah sungguh-sungguh memperhatikan dan tak pernah benar-benar mengerti apa yang dimaksud dengan ucapan-ucapan Yesus tentang itu. Untuk apa Yesus melakukan itu berkali-kali?

Yesus tahu persis bahwa kepergian-Nya, atau persisnya “kematian”-Nya itu akan membuat para murid-Nya berduka, meratap dan sangat terpukul. Betapa tidak? Para murid Yesus telah menjadi sahabat karib-Nya selama kurang lebih 3 tahun kehidupan-Nya di dunia ini. Murid-murid-Nya telah mengalami suatu pergaulan yang akrab dan indah dengan-Nya. Mereka telah melihat orang-orang sakit Ia sembuhkan. Mereka menyaksikan bagaimana Ia member makan lima ribu orang hanya dengan lima buah roti kecil dan dua potong ikan. Mereka telah mendengar ajaran-ajaran-Nya dan ucapan-ucapan-Nya yang penuh kuasa. Mereka bahkan juga telah melihat bagaimana Yesus menghidupkan kembali orang mati. Itu semua telah meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan bangsa Israel. Betapa kecewa, hancur, dan sedihnya hati para murid bila saatnya tiba.

Tuhan Yesus tak pernah menjanjikan kepada kita kehidupan yang serba senang, tanpa kesulitan. Yang Ia janjikan adalah kehadiran-Nya yang senantiasa dalam hidup kita, baik diwaktu senang maupun diwaktu sedih, di waktu gampang dan di waktu sulit. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Kita mempunyai banyak kelemahan; kelemahan fisik, kelemahan nalar, dan kelemahan hati. Pikiran kita tak selalu mampu mengatasi permasalahan, dan adakalanya buntu. Fisik kita tak selamanya kuat dan sehat. Hati kita tak selalu tegar, bisa sedih, terkadang “semplah”, nyaris putus asa. Karena kelemahan itulah kita cenderung dihantui oleh kekhawatiran. Namun Allah mengerti apa yang sangat kita perlukan, Penghibur.

Yesus mengatakan bahwa sesaat setelah kepergian-Nya (kematian-Nya), Dia akan mengutus “Penghibur” untuk selalu membimbing dan menyertai para murid dan pengikut-pengikut-Nya.

“Penghibur” adalah representasi Kristus dan keberadaan-Nya menandakan penyertaan-Nya dalam hidup kita. Kehadiran-Nya itulah janji Yesus kepada kita, dan Roh Kudus adalah penggenapan dari penyertaan-Nya bagi kita. Sang Penghibur senantiasa menguatkan kita untuk dengan sabar menderita, menanggung sengsara sebagai konsekwensi mengikut Yesus.  Allah, sumber segala penghiburan, melalui kehadiran sang Penghibur di dalam hati orang percaya, bukan saja setia menghiburnya dalam segala penderitaan, tetapi juga memampukan orang percaya untuk menguatkan mereka yang berada dalam berbagai macam penderitaan dengan penghiburan yang kita sendiri terima dari Allah.

“Berbahagialah orang yang berdukacita , karena mereka akan dihibur.” (Mat. 5:4)Kita, orang percaya, berbahagia sesungguhnya karena adanya kesatuan dan komunikasi timbal balik yang senantiasa terjalin antara kita dengan Roh Kudus, Sang Penghibur. Sejak kita berikrar sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus, Roh Kudus mendiami hati kita dan membimbing roh kita selamanya.  Tanpa bimbingan Roh Kudus, hubungan kita dengan Allah Putera dan Allah Bapa pun mustahil terjalin.

Terima kasih Roh Kudus, Penghiburku, Kau selalu menyertai hidupku, walau badai menerpa, aku tak takut dan tak akan bimbang. (AM)

Comments

comments