SocMed
Sosial Media: Membangun atau Merusak Relasi?
Minggu, 12 Oktober 2014
Bacaan : I Korintus 10 : 23 – 24 & II Korintus 3 : 1 – 6
Sosial Media: Membangun atau Merusak Relasi?
Sosial media (FB, twitter, instagram, friendster, linkedn, BBM, whatsApp, line, path, dll) dapat dipakai sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan tulis-menulis, menambah pengetahuan, membangun jaringan (net working), ajang promosi bagi yang berwirausaha, mempermudah mencari kerja karena CV dapat disebarkan melaluinya. Komunikasi dengan teman-teman, sanak saudara dan sahabat-sahabat lama dapat terjalin lagi. Di samping itu sosial media juga bisa menjadi sarana untuk mengekspresikan pendapat atau perasaan tentang berbagai isu di masyarakat.
Meski demikian, dampak buruknya juga patut diwaspadai, yaitu potensi kecanduan: karena terlalu banyak waktu dihabiskan sehingga menjadi anti sosial; tugas-tugas belajar, kuliah, pekerjaan juga menjadi terbengkalai. Selain bisa menyebabkan tergerusnya kedekatan tatap muka, dampak buruk lainnya adalah bisa memicu rasa cemburu terhadap aktivitas online pasangan, lalu memata-matai pasangan. Begitu pula dengan maraknya fenomena “cinta lama yang bersemi kembali” karena kita merasa tersanjung tatkala mantan pacar mencari kita lewat online dan mengirim pesan atau fotonya. Yang juga memprihatinkan adalah dipakainya sosmed untuk menyerang dan menjatuhkan pihak lain, serta memicu kasus-kasus penipuan, penculikan, perkosaan bahkan pembunuhan. Lalu bagaimana sikap kita terhadap sisi negatif dan positif yang ditawarkan oleh sosial media?
Prinsip-prinsip yang Paulus berikan kepada jemaat di Korintus berkaitan dengan fenomena yang muncul ditengah kehidupan jemaat Korintus (1 Korintus 10: 23-24), dapat kita terapkan dalam menghadapi berbagai persoalan masa kini, sehingga kita dapat menggunakan kebebasan dengan penuh tanggung jawab. Dalam menggunakan kebebasan memanfaatkan sosial media, hendaklah direnungkan terlebih dahulu: Apakah itu berguna? Apakah itu membangun? Apakah itu tidak merugikan orang lain? Apakah itu memuliakan Allah? Kalau semua jawabannya: “Ya”, lakukanlah! Kalau semua jawabannya: “Tidak”, janganlah kita lakukan. Kalau jawabannya ada “ya” dan “tidak”, pertimbangkanlah solusi yang terbaik atau alternatif lain. Kita memiliki kebebasan, tetapi kebebasan itu hendaknya digunakan dengan penuh tanggung jawab.
Mengapa kita harus bertanggung jawab dalam penggunaan sosial media? Seperti yang Paulus nasehatkan dan ingatkan kepada jemaat di Korintus (2 Korintus 3: 1-6) dengan dua pengertian dari kata “dikenal dan dibaca” hal ini menunjukan bahwa totalitas hidup jemaat di Korintus dilihat oleh semua orang. Bagaimana cara mereka menjalani hidup sehari hari, bagaimana cara mereka berkata-kata, bagaimana cara mereka bersopan santun, bagaimana cara mereka memperlakukan sesamanya. Hal itu dilihat, dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang yang berada di kota Korintus. Dengan kata lain, seluruh keberadaan hidup jemaat di Korintus dapat dikenal dan dibaca oleh orang lain. Dengan adanya hal ini, maka jemaat di Korintus sebagai surat Kristus yang membawa nama pribadi Kristus telah dapat menjadi berkat dan memberkati kehidupan orang lain.
Demikian hal-hal yang negatif tentang pengaruh media sosial haruslah seimbang dengan hal-hal positif yang ditimbulkannya. Sehingga kita semua bisa memanfaatkan media sosial bagi pengembangan dan peningkatan kualitas relasi dengan sesama dengan penuh tanggung jawab karena kita adalah surat Kristus. (TS)