Menu

Ternyata Kampung Ini Tinggalkan Sejarah Penting Kekristenan Indonesia

nobanner

kampung_tuguTak banyak yang tahu bahwa ternyata tempat ini menjadi salah satu daerah yang meninggalkan jejak sejarah penting kekristenan di Indonesia. Adalah Kampung Tugu, daerah yang terletak di wilayah Jakarta Utara ini ternyata dikenal sebagai kampung Kristen tertua di Indonesia. Selain itu, kampung ini juga akrab dikenal sebagai simbol harmonisasi umat beragama.

Awalnya Kampung Tugu adalah daerah peninggalan Portugis yang mayoritas beragama Kristen. Namun seiring berjalannya waktu, pendatang dari berbagai daerah yang berbeda latar belakang mulai tinggal berbaur dengan masyarakat Kampung Tugu setempat. Yang unik dari kehidupan masyarakat Kampung Tugu ini adalah keharmonisan di antara masyarakat terjaga meski mereka berasal dari keyakinan yang berbeda.

Sementara jejak sejarah kekristenan di Kampung Tugu sendiri ditandai oleh masih ditemukannya gereja Tugu yang merupakan rumah ibadah umat Kristen dimana hingga saat ini foto Yesus serta ornamen salib dan lukisan Perjamuan Terakhir masih terpajang di dinding gereja.

Masyarakat yang berbeda keyakinan bahkan memiliki tradisis bersama, yaitu tradisi Rebo-Rebo dan Mandi-Mandi. Orang Tugu asli biasanya akan melakukan tradisi Rebo-rebo setiap awal tahun. Tradisi ini merupakan acara makan besar yang diadakan dari rumah ke rumah. Sedang tradisi Mandi-mandi diadakan beberapa hari setelahnya. Saat acara ini, masyarakat Kristen akan terlebih dahulu mengikuti ibadah di Gereja Tugu dan diikuti oleh masyarakat sekitarnya. Baik umat Kristen maupun non-Kristen akan secara bersama-sama menikmati acara perang bedak yang menjadi inti tradisi ini.

Seperti diketahui, pada tahun 1680 orang Kristen di Tugu sampai mencapai 800 jiwa. Namun di tahun 1700 terjadi wabah influenza yang parah sehingga banyak penduduk yang tewas. Lalu di tahun 1738, Gereja Tugu dibangun untuk kedua kalinya menggantikan gedung gereja yang sudah rusak. Lonceng gereja yang asli dan masih asa sampai saat ini berasal dari gedung gereja yang dibangun saat itu.

Di tahun 1740, bangunan gedung Gereja Tugu kedua mengalami pengrusakan saat terjadi pemberontakan etnis Tionghoa (Cina Onlusten) dan pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia, pada masa Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier yang berkuasa di Batavia pada tahun1737–1741. Pada tahun 1737, dilakukan renovasi di Gereja Tugu, yang pertama dibawah pimpinan pendeta Van De Tydt, dibantu oleh seorang pendeta keturunan Portugis kelahiran Lisabon, yaitu Ferreira d’Almeida dan orang-orang Mardijkers. Lalu pada tahun 1744 atas bantuan seorang tuan tanah yang bermukim di Cilincing, Yustinus Vinck gereja ini dibangun kembali, dan baru selesai pada 29 Juli 1747 yang kemudian diresmikan pada tanggal 27 Juli 1748 oleh pendeta J.M. Mohr.

Bagi Anda yang penasaran dengan tempat ini, Anda bisa berkunjung sekaligus menikmati beragam benda-benda peninggalan bersejarah Portugis di sana.

Sumber : Detik.com/jawaban.com/ls

Comments

comments