Menu

WEBINAR – Konsep Ketuhanan dan Berani Bersaksi

nobanner

Berbicara tentang Tuhan selalu menjadi bahan perbincangan dikalangan para Teolog. Karen Armstrong sebagai seorang teolog mencoba menjelaskan tentang eksistensi Tuhan. Bukunya yang berjudul Sejarah Tuhan, Karen Armstrong menguraikan secara mendetail tentang keberadaan Tuhan dalam sejarah kehidupan manusia. Buku tersebut menceritakan tentang keragu-raguan Karen Armstrong dalam mencari hakikat Trinitas dalam konsep ketuhanan Kristen

Pembicara kita pada webinar nanti adalah BapakDR. Bambang Noorsena (lahir di Ponorogo, 31 Maret 1964) adalah pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS). Sejak akhir 1997, setelah mempelajari dari dekat gereja-gereja Arab di beberapa negara di Timur Tengah, ia menawarkan kekristenan Syria sebagai wacana dalam menembus “kebuntuan dialog teologis Kristen-Islam”.

Salah satu Karya Tulisan yang sangat menarik adalah “The History of Allah”  yang diterbitkan pada tahun 2005 ketika mengawali Rekam jejak

Seperti ditulis di people pill, rekam jejak Bambang Noorsena sebagai seorang intelektual telah menjadi fenomena tersendiri dan ia dikenal sangat konsisten. Bahkan ketika kalangan Kristen dan Muslim mula-mula menolaknya, ia cenderung “melawan arus”. Meskipun mula-mula ia laksana “menempuh jalan sepi”, namun akhirnya pemikiran-pemikirannya “booming” di aras nasional, dan kini mulai merambah ke forum internasional. Uniknya, ia tetap menolak menjadi pendeta, sehingga ISCS (Institute for Syriac Culture Studies) yang digagasnya, lebih dikenal sebagai “komunitas biara tanpa jubah”. Bambang Noorsena menulis sejak mahasiswa, bukunya yang terbit pertama Telaah Kristis Injil Barnabas. Pada tahun 1995 dimulai melakukan riset mengenai gereja-gereja Timur di Yordan dan Syria, dan The Dead Sea Scrolls di Israel, hingga secara khusus mengambil studi di Cairo, Mesir (2003-2005) telah ditanggapi publik Islam dengan cukup baik. Mulai 1998 jagad pemikiran intelektual Islam aras nasional – seperti Alm. Gus Dur (K.H. Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI ke-4) dan Alm. Cak Nur (Dr. Nurcholish Madjid). Prof. Dr. K.H. Said Aqiel Siradj, MA, Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat, Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dan masih banyak lagi – menyambut positif pemikiran-pemikiran dan terobosan-terobosan Bambang Noorsena dalam dialog teologis Kristen-Islam.

Pemikirannya mengenai dialog Kristen-Islam, telah diapresiasi di dunia internasional oleh guru besar INALCO, Paris, tersebut, melalui artikelnya yang khusus mengangkat sosok Bambang Noorsena, “Le dialogue Islamo-chrétien selon Bambang Noorsena” (Dialog Islam-Kristen a la Bambang Noorsena”), yang dimuat jurnal Archipel, No 81, 2011. Sebelumnya, Bambang Noorsena juga menulis buku Religi dan Religiusitas Bung Karno (Kata Pengantar: Presiden RI. Alm. K.H. Abdurrahman Wahid), telah secara luas disambut publik lintas agama di Indonesia, dan mendapat perhatian khusus dari koran berbahasa Belanda, De Telegraph (Juni, 2001). Dalam pengembangan wacana kebangsaan, Bambang Noorsena juga sering diundang oleh beberapa media TV nasional (“Dialog Aktual” TVRI, “Barometer” SCTV), dan wawancaranya mengenai relasi Islam-Kristen di Timur Tengah bersama Duta Besar Palestina, Fariz Nafi Al-Mehdawi dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, ditayangkan TVN dan TVRI, 27 Desember 2009). Pada waktu kontroversi Undang-undang Penodaan Agama, Bambang Noorsena menjadi salah satu saksi ahli dalam juridical review Undang-undang Nomor 1/PNPS/1965 di Makhamah Konstitusi, Maret 2010. Juga menjadi salah satu nara sumber sosialisasi Empat Pilar Bangsa dan Negara di MPR RI, khususnya mengenai pilar “Bhinneka Tunggal Ika” (Juli, 2011). Sekalipun ia seorang Kristen, tetapi ia juga sering diundang sebagai narasumber oleh komunitas lintas agama. Keberhasilannya “menembus kebuntuan dialog teologis Kristen-Islam” diakui oleh Prof. Karel A. Steenbrink, Ph.D., Guru Besar kajian Islam pada Universitas Utrech, Belanda − Bambang Noorsena, karya-karyanya jauh lebih luas dan relevan, khususnya di kalangan Muslim. Tampaknya, pendekatannya bisa dipromosikan sebagai model dialog teologis Kristen-Islam (www. Interreligieeuze-werplaats.nl/ portal/doc). Sementara “malang melintang” di dunia lintas agama, Bambang Noorsena terus berakar dan tekun dalam pelayanan antar denominasi gereja, dari memenuhi undangan pelayanan di gereja-gereja Protestan, Kharismatik/Pentakosta, hingga beberapa kali diundang untuk berbicara dalam konteks akademik didalam naungan dan undangan disebuah paroki Gereja Katolik (bukan sebagai ‘homili’ tapi membawa renungan edukasi), sekalipun ia bukan seorang imam atau pastor. Pemikiran-pemikirannya tidak hanya diterima oleh umat Kristen di tanah air, tetapi juga disambut di negeri-negeri tetangga, seperti Malaysia, Filipina dan Thailand. Beberapa artikelnya diterjemahkan dalam bahasa Thai, Ismael Tirak: Ruam Sang Khasanakati Tidi Nai Khanyuruam kan Kapphukon Tangsanana (Mencintai Ismail: Membentuk Paradigma yang lebih baik dalam Hidup Bersama dengan Umat Agama Lain), dan menjadi rujukan dialog Kristen-Islam atas dukungan Bangkok Evangelistic Center dan Bethany International Church, Bangkok, dan masih banyak lagi sambutan dari dalam dan luar negeri.

Melihat pengalaman dan rekam jejak beliau, sangat sayang kalau dilewatkan, oleh karena itu catat tanggal dan jam nya. Jangan ketinggalan.

Selamat menghayati Masa Raya Paskah, Tuhan Memberkati kita semua.

Panpel : Marapas 2022

Comments

comments