Menu

Perjuangkan Himat Ilahi, Bukan Hikmat Duniawi!

nobanner

braveheart-sword-713x455Minggu, 20 September 2015

 

Bacaan           :     Yakobus 3: 13 – 4: 10 & Markus 9: 30-37

 

Perjuangkan Himat Ilahi, Bukan Hikmat Duniawi!

 

Di samping ‘penyakit’ materialisme, hedonisme dan konsumerisme, salah satu yang perlu kita waspadai juga adalah ‘penyakit’ popularisme. Ya, popularisme menggiurkan banyak orang yang ingin terkenal, terpandang, terhormat dan populer! Dikelilingi puja dan puji banyak orang! Dorongan popularisme itulah yang membuat para murid Yesus berebut untuk menjadi yang terhebat. Ironisnya, mereka berebut hal itu di saat Yesus justru sedang menubuatkan tentang jalan salib, kerendahan hati dan ketaatan pada tugas dari Allah!

Yakobus menunjukkan bagaimana ‘penyakit’ popularisme berasal dari hikmat duniawi, dari nafsu manusia dan dari tipuan setan. Ingat bagaimana Iblis mengatakan bahwa jika Adam dan Hawa memakan buah terlarang, mereka akan menjadi seperti Allah, menjadi populer? Hikmat duniawi melahirkan iri hati, mementingkan diri sendiri sehingga menghasilkan kekacauan dan bermacam kejahatan. Demi mengejar popularisme, manusia tega melakukan apa saja sehingga merusak relasi dengan sesamanya! Sesungguhnya, salah satu akar munculnya popularisme adalah kekurangan kasih sayang sedari kecil sehingga di masa dewasa selalu haus pujian dan sanjungan, ibarat gelas yang tak pernah penuh dengan cinta dan selalu ingin dipenuhi. Sulit baginya untuk melimpah bagi orang lain atau memberi apresiasi bagi kemajuan orang lain! Rasanya tidak terima orang lain lebih oke!

Yakobus mendorong umat agar memperjuangkan hikmat dari atas (hikmat ilahi). Hikmat ilahi lahir dari kelemahlembutan hati, yang melahirkan kemurnian hati, sifat pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, tidak memihak (adil) dan tidak munafik. Allah menentang orang-orang yang memuaskan hikmat duniawi dengan segala kecongkakannya, namun Ia mengasihani orang-orang yang rendah hati, yang memperjuangkan lahirnya hikmat ilahi. Hikmat duniawi merusak, sedangkan hikmat ilahi membawa damai. Bagaimana mendapatkan hikmat ilahi? Yakobus menunjukkan di dalam pasal 4: 7-10! Intinya adalah tunduk, rendahkan diri dan terbuka pada pimpinan ilahi! Mohon penyucian hati dari Allah serta merenung dalam pertobatan.               Belajar ikhlas!

Yesus meminta agar mereka mau menjadi pelayan bagi orang lain, menganggap orang lain penting. Ia menggambarkan bagaimana orang dewasa harus mau menyambut anak-anak sebagaimana Yesus menyambut anak-anak dengan penuh kasih. Seorang anak cenderung diabaikan orang dewasa. Namun kini orang dewasa harus mau merelakan egonya untuk menyambut anak dengan keikhlasan dan menganggap anak penting. Sikap demikian sama dengan sedang menyambut Yesus dan Bapa.

Saudaraku, untuk melawan ‘penyakit’ popularisme diperlukan ‘ilmu’ ikhlas, rendah hati, lila legawa! Siapa belajar ikhlas, ia beroleh perkenan dari Allah!

Comments

comments